PALI– Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (HAKORDIA) 2025 di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara lembaga penegak hukum dan dunia pendidikan mampu menciptakan dampak besar. Melalui kerja sama antara Kejaksaan Negeri (Kejari) PALI dan Dinas Pendidikan, 38 pelajar SMA/SMK se-kabupaten diberikan ruang untuk mengubah kreativitas dan teknologi menjadi senjata melawan penyimpangan tata kelola melalui kompetisi Vlog Anti Korupsi.
Acara yang digelar Selasa, 9 Desember 2025 di Aula Kejari PALI adalah hasil dari perencanaan bersama sejak beberapa bulan yang lalu. Tidak hanya sekadar lomba, kegiatan ini dirancang sebagai platform untuk menyatukan kekuatan Kejari sebagai lembaga penegak hukum dan sekolah sebagai tempat membentuk karakter generasi muda. Dari 38 karya vlog yang masuk, 10 besar terpilih untuk melakukan presentasi langsung di hadapan Kajari PALI Farriman Isandi Siregar, SH MH, Plt. Kepala Dinas Pendidikan PALI, dan jajaran dewan juri – momen yang menjadi puncak peringatan HAKORDIA tahun ini.
Kasi Intel Kejari PALI Rido Dharma Hermando, SH MH, yang didampingi Kasi Pidsus Enggi Elber, SH, MH menjelaskan bahwa tema nasional HAKORDIA 2025 yaitu "Berantas Korupsi Untuk Kemakmuran Rakyat" tidak bisa dicapai tanpa partisipasi dunia pendidikan. Menurutnya, kerja sama ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan membangun kerangka tindakan bersama antara Kejaksaan, sekolah, tokoh agama, dan pemangku kepentingan lainnya.
“Generasi muda adalah ujung tombaknya, tapi kita butuh dukungan dari sekolah untuk membimbing mereka. Tanpa kolaborasi ini, pesan anti korupsi tidak akan sampai ke akar-akar masyarakat,” ungkap Rido.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan sosialisasi anti korupsi yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan perwakilan siswa-siswi SMA/SMK se-kabupaten – dengan Kajari PALI sebagai pembicara utama dan Kasi Pidsus Enggi Elber sebagai narasumber. Acara ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ketua KONI PALI dan Ketua MUI PALI, yang semuanya mendukung kolaborasi ini.
Dalam paparannya, Kajari Farriman Isandi Siregar menekankan bahwa 9 Desember bukan hanya hari pengingat, tetapi momentum untuk menumbuhkan konsistensi dan komitmen lintas generasi. Ia menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi Asta Cita Presiden RI poin ke-7 tentang memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi – yang tidak bisa tercapai tanpa peran aktif sekolah dalam menanamkan nilai-nilai integritas.
“Pemberantasan korupsi butuh lebih dari sekadar aksi hukum – butuh penanaman nilai yang mulai dari sekolah. Melalui kerja sama dengan Dinas Pendidikan, kita mampu memberikan wadah agar pelajar tidak hanya menjadi pengamat, tapi kekuatan moral dan intelektual yang memberi pencerahan kepada masyarakat,” tegasnya.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan PALI yang hadir dalam acara juga menyampaikan dukungan penuh. Ia mengatakan bahwa pendidikan anti korupsi harus menjadi bagian dari kurikulum hidup di sekolah, dan kegiatan seperti ini adalah cara yang efektif untuk mengimplementasikannya.
Kepala SMAN 2 Unggulan Talang Ubi Irwansyah, SPd MSi, yang merupakan salah satu mitra kolaborasi, memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif ini. Menurutnya, pendidikan anti korupsi yang hanya teoretis di kelas tidak cukup – butuh kesempatan untuk berpikir kritis, berkreasi, dan memahami bahwa integritas adalah pondasi masa depan.
“Kompetisi ini memberi ruang bagi siswa untuk terlibat langsung dalam kampanye antikorupsi dan memupuk keberanian mereka menyampaikan gagasan secara publik. Ini adalah investasi karakter yang sangat berharga, dan kita berharap kolaborasi dengan Kejari terus berlanjut setiap tahun,” ujarnya.
Melalui kerja sama yang erat ini, Kejari dan Dinas Pendidikan PALI menegaskan bahwa pelajar adalah garda terdepan dalam membangun budaya antikorupsi. Dengan bekal pengetahuan dari sekolah dan dukungan dari Kejari, mereka diharapkan menjadi perantara perubahan yang mampu mengawal integritas tata kelola di masa depan. Acara ini bukan hanya sekadar peringatan HAKORDIA – melainkan bukti bahwa kolaborasi lintas lembaga mampu menciptakan generasi yang lebih berintegritas dan berani bersuara melawan korupsi.

0 komentar: